Sebenarnya cat tidak hanya berfungsi sekedar memperidah visual, tetapi juga untuk melindungi elemen yang dilapisi dari berbagai masalah yang ditimbulkan baik oleh elemen itu sendiri maupun oleh unsur luar seperti cuaca. Hal lain yang juga menjadi permasalahan cat adalah kesalahan dalam proses aplikasi dan mutu cat. Berbagai permasalahan tersebut diantaranya adalah sbg berikut:
Permukaan dinding belang,
Dinding yang belang timbul biasanya disebabkan oleh plesteran atau acian yang belum kering sehingga kadar alkali dalam dinding masih tinggi.
Dinding cat terkelupas,
Beberapa hal yang menjadi penyebab dinding mengelupas yaitu pengecatan dilakukan di atas lapisan cat lama yang sudah berkapur, atau cat lama dan dempul berkualitas rendah. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan membersihkan terlebih dahulu lapisan cat lama, kemudian berikan cat dasar sebelum melapisi cat akhir.
Dinding menggelembung,
Munculnya gelembung pada dinding terjadi karena pengecatan dilakukan diatas lapisan dinding yang masih belum kering. Selain itu, juga disebabkan oleh kualitas cat sebelumnya lebih rendah. Cara mengatasinya adalah:
*Biarkan lapisan cat pada dinding mengering, gelembung akan ikut kempis bersamaan dengan keringnya lapisan cat.
*Jika gelembung masih ada maka lapisan cat harus dikerok dan dilapisi cat baru.
Lapisan cat menurun pada beberapa tempat,
Masalah ini timbul disebabkan oleh proses pengaplikasian yang kurang baik. Hal ini disebabkan oleh pencampuran dilakukan tidak sempurna, pengecatan dilakukan tidak merata dan selang waktu antara tiap lapisan terlalu singkat (kurang dari 2jam).
Dinding berlumut,
Munculnya lumut pada dinding disebabkan oleh adanya celah retakan yang mengakibatkn rembesan air masuk melalui celah tsb. Untuk mengatasinya, celah harus ditutup semen dan diisi dengan sealing waterproof. Selanjutnya, berikan campuran pasir dan semen agar lebih memperkuat.
Retak rambut,
Adanya retak rambut sangat mengurangi keindahan sebuah rumah, penyebabnya antara lain adalah muai susut, pergerakan struktur, perubahan cuaca, gempa bumi, dan pemakaian material atau konstruksi yang salah. Cara mengatasi retak rambut adalah dengan membuat retak2 halus tersebut lebih dalam, kemudian retak tersebut ditambal dengan dempul dan dihaluskan dengan amplas, dan baru dicat kembali.
Untuk dinding eksterior jika menggunakn dempul hendaknya dgn dempul berkualitas baik.
Happy are those who dream dreams and are ready to pay the price to make them come true. (Leon J. Suenes)
Celebrate the season (grey)
Jumat, 28 Mei 2010
Tahap-tahap Pengecatan Dinding
Sebelum melakukan pengecatan, ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan agar proses pengecatan dapat berjalan efisien dan hasil yang memuaskan.
Pilihlah cat yang sesuai dengan jenis dan tempat, serta perhitungan banyaknya sesuai dengan luas bidang pengecatan agar cat tidak mubazir.Langkah berikutnya yaitu memperhatikan bidang yang akan dicat apakah berupa permukaan dinding baru atau lama.
1. Permukaan dinding baru,
Permukaan dinding baru merupakan dinding yang baru selesai dibangun dan belum pernah dicat sebelumnya. Berbeda dengna dinding lama, permukaan dinding baru masih banyak pori2nya sehingga cenderung menyerap cat lebih banyak untuk luasan yang sama pada dinding lama. Selain itu, permukaan dinding baru mengeluarkan cairan yang merupakan buangan kapur, semen dan pasir sebagai komponen utama dinding.Maka dinding harus ditunggu sampai kering dengan sempurna sehingga cat akan meutup permukaan dengan sempurna. Jika sudah membentuk garam, maka gunakan alkali primer untuk menghambat keluarnya garam. Untuk memeriksa kadar kelembaban, guankan MOISTURE METER.
2.Permukaan dinding lama,
Permukaan dinding lama terlebih dahulu diperiksa apakah ada permasalahan pada dinding seperti retak rambut, pengelupasan, jamur, dan sebagainya. Jika dinding lama mengalami permasalahan, sebaiknya dibersihkan dulu kemudian dilihat apakah plamir masih melekat dengan baik. Jika plamir dalam keadaan tidak sempurna, maka dinding perlu diamplas terlebih dahulu.
Setelah persiapan pada permukaan dinding selesai, maka pengecatan baru dapat dilakukan. Ada baiknya bila proses pengecatan dilakukan dalam keadaan cuaca cerah dengan ventilasi udara yang baik.
Langkah2 dalam proses pengecatan:
1. Khusus untuk ruang dalam dapat menggunakan plamur untuk meratakan permukaan.
2. Pencampuran cat,
Cat harus diaduk terlebih dahulu agar tidak menggumpal sebelum dipindahkan ke dalam wadah cat sesuai dengan kebutuhan.
3. Tutuplah lantai, kusen dan perabotan lain dengan plastik atau koran bekas untuk melindungi dari tumpahan atau tetesan cat.
4. Jika menginginkan perbedaan warna, berikan batas terlebih dahulu dengan masking tape.
5. Lapisi cat dasar dengan kuas atau rol. Pengecatan sebaiknya dimulai dari bidang atas ke bawah.
6. Lapisi dinding dengan cat lalu ulangi beberpa kali untuk mendapatkan hasil yang baik. Sebaiknya pengecatan dimulai dari langit-langit, kusen baru kemudian pintu.
Pilihlah cat yang sesuai dengan jenis dan tempat, serta perhitungan banyaknya sesuai dengan luas bidang pengecatan agar cat tidak mubazir.Langkah berikutnya yaitu memperhatikan bidang yang akan dicat apakah berupa permukaan dinding baru atau lama.
1. Permukaan dinding baru,
Permukaan dinding baru merupakan dinding yang baru selesai dibangun dan belum pernah dicat sebelumnya. Berbeda dengna dinding lama, permukaan dinding baru masih banyak pori2nya sehingga cenderung menyerap cat lebih banyak untuk luasan yang sama pada dinding lama. Selain itu, permukaan dinding baru mengeluarkan cairan yang merupakan buangan kapur, semen dan pasir sebagai komponen utama dinding.Maka dinding harus ditunggu sampai kering dengan sempurna sehingga cat akan meutup permukaan dengan sempurna. Jika sudah membentuk garam, maka gunakan alkali primer untuk menghambat keluarnya garam. Untuk memeriksa kadar kelembaban, guankan MOISTURE METER.
2.Permukaan dinding lama,
Permukaan dinding lama terlebih dahulu diperiksa apakah ada permasalahan pada dinding seperti retak rambut, pengelupasan, jamur, dan sebagainya. Jika dinding lama mengalami permasalahan, sebaiknya dibersihkan dulu kemudian dilihat apakah plamir masih melekat dengan baik. Jika plamir dalam keadaan tidak sempurna, maka dinding perlu diamplas terlebih dahulu.
Setelah persiapan pada permukaan dinding selesai, maka pengecatan baru dapat dilakukan. Ada baiknya bila proses pengecatan dilakukan dalam keadaan cuaca cerah dengan ventilasi udara yang baik.
Langkah2 dalam proses pengecatan:
1. Khusus untuk ruang dalam dapat menggunakan plamur untuk meratakan permukaan.
2. Pencampuran cat,
Cat harus diaduk terlebih dahulu agar tidak menggumpal sebelum dipindahkan ke dalam wadah cat sesuai dengan kebutuhan.
3. Tutuplah lantai, kusen dan perabotan lain dengan plastik atau koran bekas untuk melindungi dari tumpahan atau tetesan cat.
4. Jika menginginkan perbedaan warna, berikan batas terlebih dahulu dengan masking tape.
5. Lapisi cat dasar dengan kuas atau rol. Pengecatan sebaiknya dimulai dari bidang atas ke bawah.
6. Lapisi dinding dengan cat lalu ulangi beberpa kali untuk mendapatkan hasil yang baik. Sebaiknya pengecatan dimulai dari langit-langit, kusen baru kemudian pintu.
TIPs : Memilih Cat Pelapis Anti Bocor
Salah satu penyebab terjadi kebocoran yaitu adanya keretakan pada atap/penutup bangunan. Untuk menghindarinya, perlu dilakukan pelapisan bagian yg retak dengan cat waterproofing.
Hal utama yg perlu diperhatikan dalam hal pemilihan waterproofing adalah bahan pembentuknya, masing2 memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut ini beberapa jenis pelapis anti bocor (waterproofing):
1. BITUMEN BASED (waterproofing)
Pelapis anti bocor ini berbahan dasar Bitumen atau aspal.
Kelebihan pelapis ini adalah harganya relatif murah.
Bitumen based waterproofing umumnya kita temui dalam 2 jenis, yaitu cairan atau membran. Pelapis dengan jenis membran paling cocok digunakan pada area yang luas dan tidak memiliki banyak partisi seperti area dak. Namun, kelemahannya tidak tahan terhadap sinar matahari serta proses pemasangannya memerlukan perhatian khusus.
2.ELASTOMERIC BASED
Pelapis ini berbahan dasar polimer sehingga tahan sinar matahari (UV Resistant) dan cocok digunakan baik untuk area indoor maupun outdoor. Waterproofing jenis ini tersedia dalam berbagai warna dan mudah diaplikasi. Sangat cocok untuk dinding, dak, wuwungan , dll.
3.CEMENTITIOUS BASED
Pelapis ini berbeda dengan pelapis lainnya. Pelapis dengan cementitious based ini memiliki 2 komponen, pertama berbentuk bubuk dengan bahan dasar campuran semen dan komponen kedua berbentuk cairan dengan bahan dasar emulsi polimer sintetis. Pelapis jenis ini sangat cocok diaplikasikan pada area yang kontak dengan air terus menerus, seperti kolam renang, reservoir air, kamar mandi.
4.POLYUREA BASED
Pelapis berbahan dasar polyurea ini merupakan teknologi mutakhir dalam dunia konstruksi. Kelebihannya adalah tahan terhadap bahan kimia dan sinar matahari sehinga sesuai diterapkan pada area industri yang berbahan dasar kimia. Kekurangna dari pelapis ini adalah harganya yang masih relatif tinggi.
Selain memilih jenis waterproofing berdasarkan bahan dasarnya, hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah cara pengaplikasikannya:
1.Langkah pertama adalah membersihkan area yang akan dilapisi waterproofing dengan air biasa atau air sabun untuk menghilangkan debu , minyak dan karat.
2.Langkah kedua adalah melapisi waterproofing pada area yang telah dibersihkan tersebut.
Pelapisan tahap pertama dilakukan dengan tujuan mengisi lubang2 kecil pada permukaan. Setelah itu, lapisi lagi dengan lapisan kedua secara menyilang. Jika proses pelapisan tertunda dan lapisan terakhir berminyak atau berdebu maka bersihkan terlebih dahulu dengan air atau air sabun untuk kemudian dilanjutkan proses pelapisan ulang untuk mendapatkan lapisan yang cukup tebal dan kuat.
Hal utama yg perlu diperhatikan dalam hal pemilihan waterproofing adalah bahan pembentuknya, masing2 memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut ini beberapa jenis pelapis anti bocor (waterproofing):
1. BITUMEN BASED (waterproofing)
Pelapis anti bocor ini berbahan dasar Bitumen atau aspal.
Kelebihan pelapis ini adalah harganya relatif murah.
Bitumen based waterproofing umumnya kita temui dalam 2 jenis, yaitu cairan atau membran. Pelapis dengan jenis membran paling cocok digunakan pada area yang luas dan tidak memiliki banyak partisi seperti area dak. Namun, kelemahannya tidak tahan terhadap sinar matahari serta proses pemasangannya memerlukan perhatian khusus.
2.ELASTOMERIC BASED
Pelapis ini berbahan dasar polimer sehingga tahan sinar matahari (UV Resistant) dan cocok digunakan baik untuk area indoor maupun outdoor. Waterproofing jenis ini tersedia dalam berbagai warna dan mudah diaplikasi. Sangat cocok untuk dinding, dak, wuwungan , dll.
3.CEMENTITIOUS BASED
Pelapis ini berbeda dengan pelapis lainnya. Pelapis dengan cementitious based ini memiliki 2 komponen, pertama berbentuk bubuk dengan bahan dasar campuran semen dan komponen kedua berbentuk cairan dengan bahan dasar emulsi polimer sintetis. Pelapis jenis ini sangat cocok diaplikasikan pada area yang kontak dengan air terus menerus, seperti kolam renang, reservoir air, kamar mandi.
4.POLYUREA BASED
Pelapis berbahan dasar polyurea ini merupakan teknologi mutakhir dalam dunia konstruksi. Kelebihannya adalah tahan terhadap bahan kimia dan sinar matahari sehinga sesuai diterapkan pada area industri yang berbahan dasar kimia. Kekurangna dari pelapis ini adalah harganya yang masih relatif tinggi.
Selain memilih jenis waterproofing berdasarkan bahan dasarnya, hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah cara pengaplikasikannya:
1.Langkah pertama adalah membersihkan area yang akan dilapisi waterproofing dengan air biasa atau air sabun untuk menghilangkan debu , minyak dan karat.
2.Langkah kedua adalah melapisi waterproofing pada area yang telah dibersihkan tersebut.
Pelapisan tahap pertama dilakukan dengan tujuan mengisi lubang2 kecil pada permukaan. Setelah itu, lapisi lagi dengan lapisan kedua secara menyilang. Jika proses pelapisan tertunda dan lapisan terakhir berminyak atau berdebu maka bersihkan terlebih dahulu dengan air atau air sabun untuk kemudian dilanjutkan proses pelapisan ulang untuk mendapatkan lapisan yang cukup tebal dan kuat.
Kamis, 27 Mei 2010
Andai penghuni Jakarta peduli dgn SAMPAH
Sadarkah akan cuaca yg gak teratur, kadang panas menyengat dan hujan datang di hari yang sama, dimana seharusnya ini sudah masuk musim kemarau. Tapi apakah tidak ada orang peduli kenapa semua ini terjadi? Segelintir orang berpikir bahwa ini tanda2 kiamat, tapi kalau mau ditarik alur sebab-musababnya, semua ini adalah akibat perbuatan kita. Mari kita tengok, hal2 sepele yg kita lakukan setiap hari telah melukai bumi ini.
Saya selalu berjalan melewati sebuah sungai di daerah Semanggi ini, dan mau tak mau saya melihat gundukan2 sampah di sungai itu. Miris, sebel dan kasihan...itu perasaan saya.
Bukan mereka 'pembuang sampah sembarangan' ini tidak tahu akibat yg terjadi akibat sampah2 ini, mengingat Jakarta, dan daerah sekitar kali ini khususnya menjadi 'member tetap' dari banjir, tapi kayaknya ga ada tuh rasa kapok dan peduli.
Dan saya juga tahu dinas kebersihan telah bertindak semestinya, dengan membersihkan sampah2 tersebut, tapi bukan berarti ada kebebasan untuk membuang sampah semaunya krn ada yg membersihkan juga toh...Sehingga dalam hitungan hari setelah pembersihan kali, datang lagi deh sampah2 baru, mau sampai kapan hal ini berlangsung, kalau tidak ada kesadaran diri.Andai saja ada alat Doraemon, yang bisa mengembalikan sampah2 ini kepada si empunya.
Perlahan tapi pasti, kita menghancurkan tempat tinggal kita sendiri! Aktivitas harian penghuni Jakarta (khususnya) seringkali menyebabkan bumiku sakit.Bukan hanya merusak bumi saja tapi ulah kita yg sebenarnya dilakukan secara sadar dan sangat tahu konsekuensinya, senantiasa menyusahkan orang lain.
Mulai dari hal2 sepele, seperti merokok sembarangan, membuang puntung dan sampah yg dianggap 'kecil', mencuci pakaian, menggunakan listrik dan air berlebihan.
Kalau saja, kita bisa saling mengingat akibat dari perbuatan kita...mungkin akan dapat memperbaiki Jakarta sedikit lebih baik.
Langganan:
Postingan (Atom)